Menentukan Suhu Permukaan (Land Surface Temperature: LST) menggunakan data Citra Satelit
Author: Rinanda
Suhu permukaan didefinisikan sebagai
energi kinetik rata-rata pergerakan molekul-molekul yang
ada di di permukaan bumi
sehingga masih
terpengaruh kontur daratan, permukaan objek dan persebarannya secara horizontal. Suhu permukaan akan mempengaruhi suhu
udara di atasnya serta perpindahan energi ke dalam tanah (Soil Heat Flux),
panas terasa (Sensible Heat Flux), energi evaporasi serta Panas laten (Laten
Heat Flux).
Hal yang dapat
mempengaruhi suhu permukaan yaitu:
1. Sudut Datang Sinar Matahari
Perbedaan penyinaran karena sudut datang matahari (skala diabaikan) |
Di wilayah
Indonesia yang berada di khatulistiwa dengan pemanasan mencapai 12 jam atau
sepanjang hari, suhu permukaan rendah pada saat sudut datang sinar matahari rendah yaitu penyinaran pada pagi dan sore hari. Berbeda saat matahari
berada di zenith (sudut diatas kepala kita) membentuk sudut 90
derajat dengan permukaan bumi pada siang hari yang suhunya
cenderung lebih tinggi dibanding sudut yang rendah. Jumlah
energi matahari yang sampai ke bumi sebenarnya sama pada tiap sudut datang
matahari. Namun energi
ini terbagi dalam luas permukaan yang berbeda tergantung sudut datang sinar
matahari.
2. Tutupan Lahan
Variasi tutupan
lahan berdasarkan kemampuan permukaan menyerap energi matahari. Permukaan rata
seperti beton yang banyak terdapat di lahan pemukiman, memiliki suhu yang
tinggi karena radiasi matahari yang diterima langsung memanaskan permukaan
tanpa dihamburkan. Dibanding lahan vegetasi dengan permukaan yang tak rata,
energi matahari banyak di hamburkan ke segala arah dan digunakan untuk proses
fotosintesis sehingga suhu permukaan akan rendah.
3.
Albedo
Albedo adalah
rasio antara besar radiasi matahari yang keluar dan masuk. Albedo menunjukkan
kemampuan suatu objek atau permukaan dalam memantulkan radiasi matahari. Besar
Albedo juga terpengaruh dari jenis tutupan lahan. Jika besar energi yang keluar
mendekati yang masuk atau rasionya mendekati 1, maka permukaan tersebut memantulkan
energi matahari dan cenderung berwarna putih. Sebaliknya jika mendekati 0 maka
permukaannya banyak menyerap energi dan suhunya cenderung lebih tinggi.
4. Lamanya Penyinaran
Lamanya penyinaran matahari tergantung pada lokasi lintang suatu tempat. Orbit revolusi
Bumi terhadap Matahari yang miring sebesar 23,5 derajat menyebabkan gerak semu
matahari ke lintang BBU dan BBS sehingga menyebabkan variasi lama penyinaran
matahari sepanjang tahun. Semakin rendah letak
lintang
atau mendekati equator maka semakin lama penyinaran
matahari sehingga rata-rata suhu permukaannyapun semakin tinggi. Sedangkan
semakin tinggi lintang atau
mendekati kutub maka penyinaran semakin sedikit sehingga rata-rata suhu
permukaannya rendah.
5. Tutupan Awan
Awan dapat
menghalangi pancaran sinar matahari langsung maupun radiasi dari bumi itu
sendiri. Jika suatu daerah tertutup awan, maka penyinaran menjadi tidak
maksimum. Sama halnya dengan pancaran radiasi dari bumi, jka terjadi tutupan
awan pada malam hari maka pelepasan radiasi gelombang panjang dari bumi
terhambat sehingga bumi lambat mendingin dan suhu menjadi lebih hangat.
Band thermal pada
citra satelit sangat bermanfaat untuk mendeteksi perbedaan suhu permukaan dan
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan analisis pemanfaatan lahan, penentuan
titik hotspot untuk prediksi
kebakaran maupun kepentingan analisis lain. Pemanfaatan sensor ini dapat
membedakan bagian permukaan bumi yang memiliki suhu lebih panas dibandingkan
area sekitarnya. (Campbell, 2013).
Beberapa software penginderaan jauh yang
memiliki fungsi operasi matematis dapat memodifikasi atau mengkombinasikan
nilai pixel pada band citra (Digital
Number) dengan sebuah konstanta atau fungsi matematis untuk membuat sebuah
data raster baru. Beberapa di antaranya adalah ERMapper dan ArcMap yang akan
saya gunakan untuk tutorial kali ini. ArcMap yang digunakan merupakan versi
10.3 dengan area studi berada di kota Tasikmalaya.
Kota Tasikmalaya
Data yang dipersiapkan adalah Band Thermal
citra (Band 10 dan 11 pada Landsat 8) resolusi 100 m, Metadata citra, dan data
raster NDVI (Tutorial membuat data NDVI). Tahapan yang dilakukan diantaranya
membuat Spectral radiance, Brightness
Temperature, Proportion of vegetation, Emissivity, Land Surface Temperature.
Untuk melakukan fungsi operasional
matematis di ArcMap, pilih tool pada ArcToolBox -> Spatial Analyst Tools
-> Map Algebra -> Raster Calculator. Tahapan diterapkan masing – masing
pada Band 10 dan Band 11.
1.
Spectral Radiance
Nilai Digital
Number pada data RAW citra satelit perlu dikonversi terlebih dahulu pada nilai
TOA (Top Of Atmosphere Radiance). Ada 2 Persamaan yang dapat digunakan:
Persamaan 1.
Dengan: Lα
= Spectral Radiance
ML = Radiance_Mult_band_x
(metadata)
Qcal = Quantized & calibrated (nilai DN
band 10/11)
AL = Radiance_ADD_band_x (metadata)
Persamaan
2.
Dengan: Lmax = Radiance_Maximum_Band_X (metadata)
Lmin =
Radiance_Minimum_Band_X (metadata)
Qcalmax = Quantize_cal_max_Band_X
(metadata)
Qcalmin = Quantize_cal_min_Band_X (metadata)
Qcal
= Quantized & calibrated (nilai DN
band 10/11)
Range Spectral Band 10 Range Spectral Band 11
2. Brightness Temperature
Nilai TOA yang telah diperoleh, digunakan untuk menentukan suhu pancaran
Dimana: BT = Brightness temperature
K1, K2 = Konstanta
(metadata)
Range BT Band 10 Range BT Band 11
|
3. Proportion of Vegetation
Proporsi vegetasi menunjukkan
lokasi ketersediaan vegetasi sebagai aspek yang di perlukan dalam menentukan
tipe permukaan yang mampu menyerap maupun memantulkan kembali radiasi sehingga
berpengaruh pada besarnya suhu permukaan. Semakin Pv mendekati nilai 1, maka
semakin tinggi vegetasi ditempat tersebut.
Dimana : Pv = Propotion of Vegetation
NDVI =
Normalized Difference Vegetation Index
NDVImax = Nilai NDVI terbesar dari range nilai
NDVI
NDVImin = Nilai NDVI terkecil dari range nilai
NDVI
Propotion of Vegetation |
4.
Emissivity
Emisivitas adalah
besarnya pancaran radiasi kalor suatu benda dibandingkan dengan benda hitam. Nilainya
diantara 0 < e < 1. Benda hitam memiliki nilai index 1 yang menunjukkan
sebagai penyerap dan pemancar panas yang sempurna. Sedangkan semakin mendekati
0 menunjukkan benda yang memantulkan panas.
Dimana : e = Emisivitas
Emisivitas |
5. Land Surface Temperature
Suhu permukaan ditentukan menggunakan persamaan berikut
Nilai LST pada Band 10
dan 11 dirata-rata untuk mendapatkan LSTaverage
Suhu Permukaan |
Suhu
minimum dan maksimum yang tertera belum tentu menunjukkan adanya daerah dengan
suhu permukaan serendah dan setinggi itu. Data ekstrem yang tercantum bisa
merupakan data pencilan jika melihat dari data sebaran berikut. Data pencilan
biasanya tidak diikutkan sebagai hasil rata-rata suhu permukaan. Jika dilihat
berdasarkan sebaran histogramnya, suhu permukaan daerah kota Tasikmalaya berada
di rentang sekitar 25 – 59 derajat celcius. Perlu diperhatikan, Suhu permukaan
berbeda dengan Suhu udara yang biasa digunakan dalam menjelaskan suhu yang
dirasakan. Besar nilai suhu udara biasanya lebih rendah dari suhu permukaan.
Semoga Bermanfaat 😊
Keren mba
BalasHapusTerima kasih pak, semoga bermanfaat
Hapus