Klasifikasi Terbimbing dan Tak Terbimbing (Supervised & Unsupervised)
Author : Rinanda
Klasifikasi yang dilakukan untuk citra pada penginderaan jauh, secara umum terbagi dalam 2 tipe yaitu klasifikasi secara visual dan klasifikasi digital. Klasifikasi visual dilakukan dengan deliniasi dan interpretasi citra secara langsung. Klasifikasi digital (terbimbing/tak terbimbing) mempertimbangkan nilai Digital Number (DN) tiap pixel yang memiliki karakteristik spektral sama dan diasumsikan sebagai kelas yang sama. Klasifikasi terbimbing (supervised) membutuhkan sampel DN pada tiap polygon yang sudah diketahui kelasnya, kemudian aplikasi mencari daerah yang memiliki kesamaan dengan sampel. Klasifikasi tak terbimbing (unsupervised) mengklasifikasikan secara otomatis dengan menentukan jumlah kelas yang diinginkan tanpa menggunakan sampel DN sehingga perangkat akan mengelompokkan pixel yang sama kedalam jumlah kelas yang ditentukan.
Klasifikasi yang dilakukan untuk citra pada penginderaan jauh, secara umum terbagi dalam 2 tipe yaitu klasifikasi secara visual dan klasifikasi digital. Klasifikasi visual dilakukan dengan deliniasi dan interpretasi citra secara langsung. Klasifikasi digital (terbimbing/tak terbimbing) mempertimbangkan nilai Digital Number (DN) tiap pixel yang memiliki karakteristik spektral sama dan diasumsikan sebagai kelas yang sama. Klasifikasi terbimbing (supervised) membutuhkan sampel DN pada tiap polygon yang sudah diketahui kelasnya, kemudian aplikasi mencari daerah yang memiliki kesamaan dengan sampel. Klasifikasi tak terbimbing (unsupervised) mengklasifikasikan secara otomatis dengan menentukan jumlah kelas yang diinginkan tanpa menggunakan sampel DN sehingga perangkat akan mengelompokkan pixel yang sama kedalam jumlah kelas yang ditentukan.
Data
citra satelit yang digunakan untuk melakukan klasifikasi adalah citra dengan
resolusi cukup tinggi karena untuk analisis wilayah berskala kecil. Citra
Landsat biasa digunakan untuk klasifikasi dengan resolusi spasial 30 x 30 m.
Salah satu aplikasi pengolahan data geospasial yang digunakan adalah ArcMap
versi 10.3. Sebelum melakukan pengolahan data citra, perlu dilakukan penyamaan
sistem koordinat semua data yang digunakan. Hal ini untuk menghindari error
saat pengolahan data. Ada 2 type sistem koordinat yang biasa digunakan yaitu Geographic coordinate system dan projected coordinate system (UTM).
Langkah awal dalam melakukan klasifikasi, pastikan toolbar image classification dan extensions sudah diaktifkan. Customize - Toolbar - Image Classification
Klasifikasi Terbimbing
Tentukan wilayah yang akan diklasifikasi. Lakukan pemotongan (cropping) menggunakan data vektor (polygon) untuk mengambil area wilayah yang spesifik. Hal ini dapat mempermudah dalam analisis data dan memeperkecil ukuran penyimpanan citra Pengambilan training sample dilakukan untuk mengambil contoh nilai DN pada pixel polygon kelas yang sudah diketahui identitasnya oleh interpreter. Gunakan polygon untuk membentuk area digitasi.
Poligon-poligon yang termasuk kelas yang sama
dikelompokkan (merge) sehingga terbentuk kelompok besar kelas klasifikasi. Save
hasil training sample dalam bentuk file .gsg (signature file).
Setelah dilakukan pengambilan
sample, kemudian lakukan klasifikasi supervised
maximum likelihood. Klasifikasi ini berdasarkan training sample
masing-masing objek yang sudah dikategorikan. Pemilihan training sample yang
tidak tepat akan menghasilkan klasifikasi yang kurang optimal dan tingkat
akurasi yang rendah. Hasil klasifikasi yang diperoleh berupa data raster, dapat
di konversi dalam bentuk vektor (.shp). Arctoolbox - Conversion -From raster - raster to polygon.
Supervised Citra Satelit |
Mantap..
BalasHapus