Image Enhancement (Penajaman Citra)
Author : Rinanda
Penajaman citra (image enhancement) merupakan modifikasi citra yang dimaksudkan untuk memperbaiki kemampuan citra dengan meningkatkan perbedaan antar objek sehingga mempermudah interpreter dalam melakukan interpretasi visual. Hal ini perlu dilakukan karena beberapa faktor seperti haze saat pengambilan citra, kontras yang rendah maupun proses mozaik dengan tone yang berbeda menyebabkan warna tidak tajam dan kesulitan dalam interpretasi objek. beberapa jenis image enhancement diantaranya contrast manipulation, spatial feature manipulation, dan multi-image manipulation.
Penajaman citra (image enhancement) merupakan modifikasi citra yang dimaksudkan untuk memperbaiki kemampuan citra dengan meningkatkan perbedaan antar objek sehingga mempermudah interpreter dalam melakukan interpretasi visual. Hal ini perlu dilakukan karena beberapa faktor seperti haze saat pengambilan citra, kontras yang rendah maupun proses mozaik dengan tone yang berbeda menyebabkan warna tidak tajam dan kesulitan dalam interpretasi objek. beberapa jenis image enhancement diantaranya contrast manipulation, spatial feature manipulation, dan multi-image manipulation.
Contrast manipulation menajamkan citra dengan memperlebar range sempit pada DN (contrast stretching) dan membagi DN ke
dalam seri interval (level slicing)
untuk membedakan objek yang sederhana seperti darat dan laut atau objek dengan
backgroundnya. Contrast stretching
memperlebar range sempit DN supaya
memenuhi total range grey value (8
bit = 0 – 255 skala grey level). Kelemahan metode linear ini adalah tidak
mempertimbangkan pixel yang sering
muncul.
dimana
DN’ merupakan nilai DN hasil stretching, MIN dan MAX rentang nilai DN citra input. Histogram-equalized stretch (non-linear stretch) memeperhitungkan
nilai pixel yang sering muncul. Penajaman kontras terbesar pada nilai pixel yang sering muncul dan pengurangan
kontras pada citra yang sangat cerah atau sangat gelap. Transformasi logaritmic berpengaruh pada citra yang gelap untuk
mencerahkan yang gelap namun yang cerah tetap cerah. Sedangkan inverse log berpengaruh pada citra yang
cerah sehingga pixel yang gelap tetap
gelap dan yang cerah semakin cerah.
Spatial
feature manipulation berdasarkan pada frekuensi spasial. Frekuensi spasial
rendah menunjukkan rona yang halus dengan memiliki perubahan nilai DN pada
jumlah pixel yang besar (misal: badan
air, hutan). Frekuensi spasial tinggi menunjukkan rona yang kasar dengan
memiliki perubahan nilai pixel secara
mendadak pada jumlah pixel yang kecil (misal: tepi jalan, batas objek). Spasial filtering dilakukan untuk
mempertegas informasi dengan meningkatkan kontras variasi spektral pada
frekuensi spektral rendah atau mengurangi kontras pada frekuensi spektral
tinggi untuk memperoleh kesamaan ruang.
Low
pass filter (LPF) digunakan untuk mempertegas kenampakan frekuensi rendah
dan mengaburkan kenampakan frekuensi tinggi sehingga memperhalus detail dan
menegaskan informasi kecerahan dan area homogen. High pass filter (HPF) untuk mempertegas kenampakan frekuensi
tinggi sehingga mempertajam detail namun mengabaikan informasi kecerahan dan menghilangkan area homogen. HPF
menguatkan kesan garis dan batas gambar. Multi
image manipulation untuk mengurangi pengaruh bayangan, kelerengan atau
topografi pada kenampakan permukaan yang sama.
Salah satu proses penajaman citra
dapat mengunakan aplikasi ENVI.
Stacking terlebih dahulu menjadi 1 layer. Basic tools à layer stacking |
Tentukan jenis proyeksi dan resampling data |
Lakukan penajaman gambar salah satunya menggunakan HSV |
Tentukan jenis Resampling dan lokasi penyimpanan |
Perbandingan citra asli (kiri) dengan hasil penajaman (kanan) |
Perbandingan gambar citra asli (kiri) dengan beberapa gambar yang sudah dilakukan penajaman |
Komentar
Posting Komentar